Sejarah perkeretaapian di Indonesia

Posted by Unknown Kamis, 22 Mei 2014 0 komentar

Sejarah Perkeretaapian Indonesia



Pembangunan perkeretaapian Indonesia ini di awali di desa kemijen, jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet Van Den Beele.Pembangunan tersebut di prakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" ( NV. NISM ) yang di pimpin oleh Ir. J.P De Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung ( 26 km ) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas Jalan ini di buka untuk angkutan umum pada hari sabtu, 10 Agustus 1867.

Perkembangan di Luar Jawa

Di jawa NV. NISM membangun jalan KA antara Semarang - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota semarang - surakarta. Selain di Jawa, Pembangunan rel KA juga di lakukan di Aceh ( 1874 ), Sumatera Utara ( 1886 , Sumatera Barat ( 1891 ), Sumatera Selatan ( 1914 ) bahkan Tahun 1922 di Sulawesi juga di lakukan pembangunan rel KA sepanjang 47 km antara Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya di lakukan pada tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat di laksanakan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat di bangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas ( 220 km ) sudah di selesaikan. Selain itu di pulau Bali dan Lombok juga pernah di lakukan studi pembangunan rel KA tersebut.


Pembangunan Jembatan Rel di wilayah Banyuwangi.
Kereta Listrik Pertama yang beroperasi pada Tahun 1925, yang menghubungkan Weltevreden dengan Tandjoengpriok.


Latar Belakang

Kereta Api Indonesia pertama kali di bangun Tahun 1867 di Semarang dengan rute Semarang - Tanggung yang berjarak 26 km oleh N.V NISM. dengan lebar jalur 1435 mm ( lebar jalur SS - Staatsspoorwegen adalah 1.067 mm atau yang sekarang dipakai ), atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang. Pemerintah Belanda pada Tahun 1876 telah membangun berbagai jaringan kereta api, dengan bermuara pada pelabuhan tandjoengpriok jakarta dan Tanjung Perak Surabaya. Meskipun Semarang merupakan wilayah strategis, namun  tidak ada pelabuhan untuk barang, sehingga barang di kirim ke batavia atau soerabajya.

Halte Si Loengkang di jalur SOlok - Silungkang, ketika baru selesai di bangun.

Masa Pembangunan Stasiun

  1. Stasiun karanganyar - 1875
  2. Stasiun Jakarta Kota - Di resmikan Tahun 1929
  3. Stasiun tanjung priok - 1914
  4. Stasiun Gambir ( dulu weltevreden ) - 1914
  5. Stasiun Jatinegara ( dulu Meester cornel
  6. Stasiun Manggarai - 1969
  7. Stasiun Pasar Senen - 1916
  8. Stasiun Cikampek - 1894
  9. Stasiun Bogor - 1880
  10. Stasiun Bandung - 1887
  11. Stasiun Yogyakarta - 1887
  12. Stasiun Solo Balapan - 1876
  13. Stasiun Semarang Tawang - 1873
  14. Stasiun Cirebon - 1920
  15. Stasiun Madiun - 1897
  16. Stasiun Purwokerto - 1922
  17. Stasiun Malang - 1941
  18. Stasiun Surabaya Kota - 1878 dan renovasi 1911
  19. Surabaya Gubeng - 1913
  20. Stasiun Pasar Turi - 1938 

 Gambar Sketsa Lokomot dan kereta

Bagian dari Lokomotif uap

Istilah mengenai lokomotif uap perlu dijelaskan, agar pembaca dapat mengikuti uraian selanjutnya. berikut bagian-bagian penting dari Lokomotif uap adalah :
  • Tungku pembakaran batu bara atau kayu
  • Ketel uap air
  • Tender tempat batu bara dan air
  • Roda penggerak 
  • Piston uap air penggerak roda
  • Ruang Masinis
  • Tender gandengan untuk batu bara dan air
  • Roda penunjang
  • Cerobong
  • Dan masih banyak lainnya 

 Istilah tender dan gandengan tender

Istilah Tender dalam lokomotif adalah tempat perbekalan untuk menyalakan lokomotif berupa tempat batu bara atau kayu bakar dan tandon air. Pada umunya lokomotif kecil dan buatan sebelum Tahun 1900 adalah lokomotif tender, sedangkan setelah Tahun 1900 dan seterusnya besar umumnya dengan gandengan tender.


Tender dan Gandengan Tender.



 Lokomotif uap mallet, garrat dan meyer

Sekitar Abad XIX, lokomotif mencapai puncaknya dengan berbagai jenis artikulasi roda penggerak, yaitu dengan sebutan mallet, garrat dan meyer.
  • Jenis lokomotif mallet, kalau artikulasi roda penggerak berada di bawah tungku, dan roda penggerak depan mendapat tekanan uap yang tinggi, kemudian disalurkan ke roda penggerak yang di belakangnya, dan juga roda penggerak depan dapat berbelok arah sesuai dengan kurva belokan rel. Penemu sistem ini adalah insinyur Swiss bernama Anatole Mallet pada tahun 18 . Sistem ini banyak dipakai di Eropa, Amerika, dan juga Hindia Belanda.
  • Lokomotif uap jenis Garratt , kalau artikulasi roda penggerak berada di bawah tender depan dan tender belakang. Penenmu sistem ini adalah insinyur Inggris bernama Garratt pada tahun 18 . Sistem ini banyak dipakai di Afrika ( Simbabwe, Kenya, Algeria ), Asia ( Burma, India, Iran, Turkey Australia New Zealand, Quennsland, Tasmania), Eropa ( Netherlands, Spain, Inggris, USSR, Amerika Selatan ( Argentina, Brazil ).
  • Lokomotif uap jenis Meyer, kalau artikulasi roda penggerak berada di bawah tungku, serta roda penggerak depan dan belakang mendapat tekanan uap yang sama. Penemu sistem ini adalah insinyur Perancis bernama Jean-Jacques Meyer pada tahun 1868. Varian lain adalah Kitson-Meyer. Sistem ini banyak dipakai di Eropa, Amerika, dan juga Hindia Belanda.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Sejarah perkeretaapian di Indonesia
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://historyc.blogspot.com/2014/05/sejarah-perkeretaapian-di-indonesia.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Cara Buat Email Di Google | Copyright of Sejarah Kita.